
Kapan Waktu yang Tepat untuk Menguras Radiator Motor?
Meski bentuknya kecil dan tersembunyi, radiator punya peran besar dalam menjaga performa motormu. Komponen ini bekerja setiap kali mesin motor nyala, yang bertujuan untuk menjaga suhu tetap stabil dan mencegah overheat. Untuk menjalankan fungsinya ini, radiator mempunyai coolant atau air radiator.
Jika kondisi airnya sudah tidak bagus, otomatis fungsi pendinginan ini tidak akan berjalan maksimal. Karena itulah, kamu harus rutin menguras air radiator dan menggantinya dengan yang baru.
Nah, setidaknya ada delapan indikator yang menentukan kapan waktu terbaik untuk mengurasnya. Yuk, simak satu per satu!
1. Setiap 8.000 – 24.000 km
Jarak tempuh biasanya jadi acuan paling umum untuk menentukan kapan kamu harus menguras radiator. Idealnya, cairan pendingin ini diganti setiap 8.000 hingga 24.000 km, tergantung tipe motor dan intensitas pemakaian.
Motor harian yang sering kamu pakai di kemacetan butuh penggantian lebih cepat daripada motor yang jarang digunakan. Jika kamu lupa kapan terakhir mengurasnya, cek saja di buku servis. Biasanya pabrikan menyarankan jadwal ganti yang bisa kamu ikuti secara rutin.
2. Setelah Motor Terendam Banjir
Banjir jadi musuh besar sistem pendinginan motor, karena saat terendam, air kotor dan lumpur bisa masuk ke dalam sistem radiator dan mencemari cairan pendingin.
Kondisi ini bisa mempercepat karat dan menyumbat jalur air di radiator. Jadi setelah melewati banjir, kamu sebaiknya langsung menguras cairan pendingin ini untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
3. Warna Air Radiator Berubah Drastis
Cairan pendingin umumnya berwarna cerah, seperti merah, biru, atau hijau. Jika warnanya mulai keruh, kecokelatan, atau bahkan kehitaman, tandanya cairan sudah terkontaminasi.
Perubahan warna ini bisa disebabkan oleh kotoran, endapan, atau karat yang mengendap di dalam sistem pendingin.
4. Mesin Cepat Panas atau Overheat
Suhu mesin yang cepat naik bisa jadi indikator bahwa radiator tidak bekerja optimal. Sebab, ketika cairan pendingin sudah tidak efektif menyerap panas, mesin akan lebih mudah mengalami overheat.
Overheat berisiko menimbulkan kerusakan serius seperti silinder baret hingga piston macet.
5. Setelah Perbaikan Sistem Pendinginan
Setelah kamu mengganti water pump, selang radiator, atau komponen lain dalam sistem pendingin, sebaiknya langsung sekalian ganti cairan radiator. Karena selama proses perbaikan, biasanya cairan lama bisa terkontaminasi oleh kotoran.
Jangan hanya menambahkan coolant baru tanpa membuang yang lama karena merasa cairannya masih bagus. Sebab, percampuran ini malah bisa mengurangi performa sistem pendinginan.
6. Sering Riding di Medan Ekstrim atau Macet Berat
Motor yang sering kamu bawa di jalan menanjak, macet berat, atau jalur ekstrem akan membuat suhu mesin lebih cepat naik. Kondisi ini pun akan mempercepat penurunan kualitas cairan pendingin.
Supaya sistem pendinginan tetap bekerja optimal, cairan in sebaiknya kamu kuras lebih sering dari jadwal standar. Jangan menunggu cairannya rusak, apalagi jika kamu sering melewati jalanan dengan kondisi di atas,
7. Setelah Touring Jauh
Touring ke luar kota akan membuat mesin bekerja lebih keras dan dalam waktu yang lama. Biasanya cairan radiator jadi lebih cepat kotor atau bahkan berkurang volumenya.
Jika kamu baru saja menempuh perjalanan jauh, sebaiknya langsung cek sistem pendinginan motor. Dengan menguras dan menggantinya dengan cairan baru bisa mencegah penumpukan kerak dan overheat di perjalanan berikutnya.
8. Kipas Radiator Sering Menyala atau Indikator Suhu Muncul
Pada motor yang sudah dilengkapi sistem indikator suhu, kamu bisa melihat tanda awal gangguan pendinginan. Jika kipas radiator terlalu sering menyala atau muncul simbol suhu tinggi di panel instrumen, bisa jadi cairan pendingin sudah tidak optimal.
Ini saat yang tepat untuk mengurasnya dan mengganti cairannya dengan yang baru. Jangan tunggu hingga indikator berubah jadi merah dan mesin mulai bermasalah.